Seiring dengan masuknya era Disrupsi Teknologi Digital yang terjadi saat ini, dimana hampir semua sektor kehidupan menggunakan Sistem Digitalisasi dibandingkan dengan Sistem Konvensional, karena dinilai lebih efektif dan efisien.
Diketahui penggunaan Digitalisasi yang paling masif terjadi adalah di Bidang Data Informasi dan Keuangan. Untuk itu, Perwakilan Bank Indonesia (BI) Cabang Ternate siap mendukung Program Proyek perubahan (Proper), Strategi Pengembanan Informasi Pemberdayaan Digital Masyarakat di Provinsi Maluku Utara (SERAMBI Malut).
SERAMBI Malut merupakan Proper yang dilakukan oleh Kepala Dinas Komunikasi, Komunikasi dan Persandian (Diskominfosan) Provinsi Maluku Utara, Dr. Iksan RA. Arsyad sebagai peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan XX BPSDM Provinsi Jawa Barat.
“Kami mendukung Program Serambi Malut yang dilakukan oleh Doktor Iksan RA. Arsyad, dan kiranya dapat bersinergi dengan kami dalam Pengembangan Digitalisasi khususnya dalam bidang Pembayaran Digital,” ujar Kepala Perwakilan BI Cabang Ternate, R. Eko Adi Irianto, saat ditemui di ruang kerjanya, akhir pekan lalu (Jumat, 1/8/2023).
Eko menyebutkan, sinergi seperti ini perlu dilakukan agar mendorong masyarakat secara masif dapat menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), yang merupakan standarisasi pembayaran menggunakan metode QR Code dari Bank Indonesia agar proses transaksi dengan QR Code menjadi lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya.
“Data kami menunjukkan Maluku Utara masih 3 terbawah dalam penggunaan QRIS di seluruh Indonesia, bahkan trend permintaan terhadap cash atau permintaan terhadap ATM itu besar sekali, ini seperti kita bergerak mundur ke tahun 80-an,” ungkap Eko.
Padahal upaya masif ke Digital dilakukan oleh Pemerintah agar supaya transaksi Keuangan menjadi lebih efektif dan efisien, serta dapat mendorong Pertumbuhan Ekonomi jauh lebih cepat.
“Kenapa kita ingin agar ini berubah ke Digital, karena kita inginkan peningkatan efisiensi dan menurunkan cost atau anggaran belanja, Kalau dulu kan untuk penarikan uang harus ke ATM, yang mana mesti gunakan kendaraan bermotor, itu tidak efisien dibandingkan dengan menggunakan e-banking yang kapan pun dan dimana pun bisa bertransaksi,” jelasnya.
Eko juga menambahkan, saat ini di Indonesia tidak lagi mengadakan atau menambahkan jumlah ATM, sehingga kalau ada permintaan untuk penambahan ATM maka itu adalah ATM bekas yang tidak lagi digunakan.
“Saat ini Indonesia sedang bergerak ke tahun 2045 yang serba Digital, namun di kita malah bergerak ke tahun 1980-an, olehnya itu sinergi ini terus mengajak masyarakat ke penggunaan Digital sangat diperlukan,” tandasnya.
Dia berharap sinergi dengan Dinas Kominfosan Malut dapat lebih meningkatkan lagi penggunaan Digitalisasi di Bidang Transaksi Keuangan, walaupun kita ketahui bersama bahwa saat ini masih terkendala dengan dukungan jaringan yang belum maksimal dan merata di setiap pelosok wilayah Maluku Utara.
“Kita harapkan agar adanya sinergi dengan Dinas Kominfo ini, sebab kita juga susah untuk mendorong ke arah Digital kalau jaringan masih payah,” harapnya.
Selain itu, Eko juga merekomendasikan agar SERAMBI Malut, dapat diterapkan lebih luas lagi ke semua stekholder yang lain. (fia/rls)